“Yang paling penting dalam berkomunitas adalah kolaborasi, karena dari situ kita bisa melakukan sesuatu yang besar. Surabaya Youth Carnival sudah membuktikan betapa kolaborasi begitu bermanfaat dalam berkomunitas.” — Shinta Soebijandono, GNFI
Di artikel sebelumnya, Ziliun sudah bahas tentang mengapa harus berkomunitas. Tapi nggak afdol dong kalau nggak denger sendiri beragam alasan kenapa sih kita harus berkomunitas dari para mereka yang berkecimpung di dalamnya?
Adalah Edwina Fiqhe Anandita dari Surabaya Youth Carnival, Dimas Januar dari AIESEC Surabaya, dan Shinta Soebijandono dari GNFI yang Jumat malam lalu menjadi narasumber pada “Baca Ziliun Surabaya #1: Mengapa Harus Berkomunitas?”.
Menurut Edwina, berkomunitas itu bukan soal apa yang bisa dapatkan dari berkomunitas itu sendiri, melainkan apa yang bisa kita berikan untuk komunitas dan apa yang bisa kita lakukan untuk banyak orang dengan berkomunitas. Ih masak iya, ikut komunitas cuman mau nyari untung doang? Malu dong sama mereka yang bangun Kota Surabaya dengen komunitas!
Hal ini serupa dengan opini Mbak Chin, sapaan akrab Shinta Soebijandono yang bilang kalau niat awal ikut komunitas hanya ingin mencari uang, berati salah tempat. Berkomunitas itu lebih banyak keluar uang ketimbang dapet uang, katanya.
Dan lagi, banyak banget manfaat yang bisa diambil ketika kamu ikut tergabung dalam komunitas. Selain sebagai media pengembangan diri, menurut Edwina berkomunitas itu secara nggak langsung juga memperluas circle! Bakal banyak orang yang bisa ditemui dari latar belakang atau background berbeda, hingga bagaimana komunitas bisa mendatangkan ‘peluang’ untuk siapa saja yang terlibat di dalamnya.
Baca juga: Mengapa Harus Berkomunitas?
Harapannya sih, ke depan komunitas yang ada di Surabaya ini bisa berkolaborasi satu sama lain. Seperti apa yang dibilang oleh Dimas, “Ke depannya sih kita ingin kolaborasi dengan lebih banyak komunitas yang ada di Surabaya ini. Karena dengan visi yang sama, kita bisa jalan bareng untuk membangun perubahan besar.”
Edwina pun sependapat bahwa dengan berkolaborasi manfaat yang didapatkan lewat komunitas akan jauh lebih besar. Dan kita sebagai seseorang yang ikut di dalamnya menjadi lebih mudah berkembang, begitu juga dengan komunitas yang menjadi lebih besar.
Hal ini tentunya sejalan dengan beberapa program yang dimiliki komunitas untuk meng-empower anggotanya. Sebagai contoh, di AIESEC Surabaya ada beberapa program seperti mentoring dan pertukaran untuk para anggotanya. Jelas dong, buat mereka yang nggak mau rugi akan mendapatkan manfaat yang nggak sedikit dengan adanya program ini. Jadi, selain berkontribusi untuk masyarakat, internal juga harus dipupuk dengan ramuan insight supaya personal tiap anggota juga berkembang.
Baca juga: Start Surabaya Dibuka, Forward Factory Resmi Jadi Coworking Space Terbaru Surabaya
Terus, ada nggak sih tantangan dalam berkomunitas?
Banyak! Mbak Chin bilang, dulu pernah ditawarin ‘amplop’ dari kaum-kaum oportunis yang mau membonceng nama GNFI untuk kampanye politik. Atau SYC yang dianggap punya tujuan terselubung mengais receh di balik misi besarnya yang sebenernya bagus. Tapi kembali lagi kepada kita, bagaimana idealisme bisa mengalahkan itu semua. Kita hanya perlu percaya, bahwa komunitas dengan berkolaborasi bisa menciptakan banyak manfaat. Terus bertindak deh ke jalan yang benar! #halah
Sebelum sesi berakhir, Dimas ngasih tips bagaimana menghadapi beragam orang berbeda dalam satu komunitas. Seperti bagaimana kita harus belajar menghargai orang karena nggak semua orang itu sama, sehingga mau nggak mau kita harus melakukan personal touch untuk masing-masing orang berbeda. Dari situ, kita akan belajar bagaimana menghargai perbedaan yang ada.
Kayak “Baca Ziliun Surabaya: Mengapa Harus Berkomunitas?” yang mempertemukan beragam komunitas di Surabaya untuk saling berjejaring dan berkolaborasi kelak. Kamu, masih nggak mau berkomunitas?
Baca juga: Rombak Pola Pikir
Header image credit: Tim Ziliun.com
Comments 1