“If we continue to look at education as if it’s about coming to school to get the information and not about experiential learning, empowering student voice and embracing failure, we’re missing the mark.” – Diana Laufenberg
Dulu, kakek-nenek dan orangtua kita pergi sekolah untuk dapat ilmu, yang mungkin gak akan mereka dapatkan kalau mereka gak sekolah.
Sekarang, ada yang namanya Internet. Semua informasi ada di sana. Buat apa kita ke sekolah?
Pertanyaan inilah yang jadi alasan kenapa Diana Laufenberg, seorang guru ilmu sosial dengan pengalaman belajar berbagai kelas di berbagai sekolah, menyampaikan TEDTalks berikut. Dari pengalamannya mengajar, dia sadar kalau murid-murid bosen banget dengan cara mengajar yang konvensional. Kata Laufenberg, “So what do you do when the information is all around you? Why do you have kids come to school if they no longer have to come there to get the information?”
Ya kalau dipikir-pikir bener juga, ngapain sekolah kalau semua informasi udah ada? Dari pemikiran ini, Laufenberg mengubah cara mengajarnya menjadi lebih experiential. Daripada cuma ngejelasin pelajaran panjang lebar dan ngasih muridnya ujian (di mana soal-soalnya cuma punya satu jawaban yang paling tepat), Laufenberg memberikan pengalaman otentik kepada murid-muridnya. Misalnya, di pelajaran tentang pemerintahan Amerika, Laufenberg meminta kelasnya untuk ngebikin semacam pemilu di sekolah. Walaupun guru-guru senior pada skeptis sama proyek ini, Laufenberg membuktikan kalau 90 anak yang diajarnya bener-bener hadir di hari pemilu yang mereka set up sendiri.
Yang keren dari cerita ini adalah Laufenberg sama sekali gak ngasih tahu murid-muridnya gimana cara ngebikin suatu pemilu. Kenapa? Ya karena ada Internet. Murid-muridnya bebas cari tahu sendiri. Itulah mengapa proses belajarnya sangat otentik dan experiential.
Gak cuma proyek bikin pemilu itu, di sekolah lain yang diajarnya, Laufenberg pernah meminta muridnya bikin film, atau infografik, semuanya dengan tujuan biar murid-muridnya benar-benar belajar. Kata Laufenberg, “We deal right now in the educational landscape with an infatuation with the culture of one right answer that can be properly bubbled on the average multiple choice test, and I am here to share with you: it is not learning“. Ya, pada dasanya, Laufenberg berusaha ngomong kalau tes-tes pilihan ganda yang diagung-agungkan oleh sistem pendidikan selama ini itu gak bener, karena gak mengizinkan murid-murid untuk gagal. Padahal, lo kan harus gagal dulu untuk belajar, ya gak?
Ya, balik lagi sih, kita udah tahu gimana caranya mendidik dengan lebih baik, tapi siap berubah gak?
Header image credit: kidhaven.com