Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Adi Panuntun dan Video Mapping, Cara Baru Menikmati Museum

PutribyPutri
04/06/2015
in Story
0
Adi Panuntun dan Video Mapping, Cara Baru Menikmati Museum
Share on FacebookShare on Twitter

“Selama ini kita sering dengar bahwa gedung sering menjadi saksi bisu perjalanan sebuah kota, atau saksi bisu perjalanan sejarah, tanpa dia bisa bercerita. Dengan ini (teknik video mapping), saya bisa menjadikan Museum Fatahillah menjelma menjadi aktor, dan dia bisa berbicara, menyampaikan apa yang menjadi perjalanan kota kita…” – Adi Panuntun

Gue teringat waktu gue duduk di bangku sekolah dasar, gue dan seluruh murid angkatan gue diajak untuk study tour ke museum. Guru kami bilang pergi ke museum itu asyik. Kita bisa belajar banyak mengenai sejarah kejayaan Indonesia di masa dulu. Tapi apa yang kita lihat justru menunjukkan sebaliknya. Museum sejarah itu boring, malah menyeramkan.

Sedihnya, dari saat itu sampai sekarang pun jumlah pengunjung museum belum menunjukan peningkatan yang signifikan. Selama itu pula museum–terlebih museum sejarah–belum mampu menarik minat pengunjung. Buktinya, mana ada sekarang anak muda yang mau hangout atau malam mingguan di museum?

Walaupun museum adalah tempat penyimpanan sejarah, tapi gak seharusnya penyampaian sejarahnya juga disampaikan dengan gaya old fashion. Ini yang menjadi akar masalahnya, pengelola museum kita masih terjebak nostalgia masa lalu yang menganggap museum cuma saksi biksu sejarah.

Baca juga: Menghargai Sejarah Indonesia Melalui Novel Grafis

RelatedPosts

Halosis 2.0 Bikin Usaha Kecil Jadi Lebih Maju Lewat Artificial Intelligence.

7 Strategi Marketing Online yang Dibutuhkan Entrepreneur

Dari pemikiran ini, seorang seniman–Adi Panuntun–mencoba mengubah perspektif tersebut dengan membuat museum sebagai bintang utamanya dengan membuat video mapping di Museum Fatahillah tahun 2010 lalu.

 

Video credit: TEDx Jakarta

 

Video mapping itu sendiri adalah teknik pemetaan video di layar bertekstur. Semakin bertekstur, semakin nyata juga hasilnya. Cocok banget diproyeksikan di Museum Fatahillah yang beraksitektur rumit. Lewat video mapping ini, Museum Fatahillah seolah menceritakan dirinya sendiri dengan grafis. Ada satu bagian di mana gedung itu terbakar dan runtuh, didukung dengan sound effect yang bikin kita terkejut. Pergi ke Museum pun gak bakalan bikin boring lagi, tapi malah semakin exciting.

Baca juga: Komunitas Historia Indonesia: Sejarah dengan Balutan Modernisme

Hasilnya? Pengunjung museum meningkat drastis seperti penonton nobar piala dunia, karena bukan cuma melihat museum dengan cara baru, pengunjung juga menambah awareness dan pengetahuan mereka terhadap museum yang selama ini kaku dan kuno.

Kalau di luar negeri, mungkin video mapping yang memanfaatkan ruang publik bukan kali pertamanya (video mapping ini baru pertama diciptakan di Indonesia). Adi sendiri juga dapet inspirasi ini dari sana dan mengadopsinya disini dengan sedikit penyesuaian.

Kalau ada cara terbaik untuk mencegah kepunahan sejarah kita, kenapa engga? Jangan sampai peninggalan kita runtuh karena perlakuan kita sendiri.

So, apa lo punya cara kreatif lain?

Baca juga: YouTuber Indonesia, You Can Do More!

Header image: lightningsibiu.eu

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: adi panuntunArticleskreativitasmuseumprofiletedx jakartavideovideo mapping
Previous Post

Nadiem Makarim: Teknologi, Bukan Policy, yang Punya Dampak Terbesar di Indonesia

Next Post

Industri Kreatif Indonesia dan Inggris, Apa yang Berbeda?

Next Post
Industri Kreatif Indonesia dan Inggris, Apa yang Berbeda?

Industri Kreatif Indonesia dan Inggris, Apa yang Berbeda?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d