tip·ping point: the point at which a series of small changes or incidents becomes significant enough to cause a larger, more important change.
Pernah ga sih penasaran kenapa gerakan tertentu bisa viral dan mendadak diikuti banyak orang dengan begitu cepat? Sementara, gerakan lain yang udah mati-matian aktif di social media tiap hari dan bikin aktivasi offline dimana-mana tetap aja rendah awareness-nya.
Ya, sebenarnya yang bikin beda adalah, gerakan tertentu mencapai tipping point-nya, yaitu titik di mana usaha-usaha kecil yang dilakukan berakumulasi menjadi satu hal besar yang cukup signifikan untuk dianggap sebagai perubahan. Istilah tipping point udah lama digunakan dalam bidang sosiologi, tapi baru populer setelah dibahas secara mendalam oleh Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul The Tipping Point: How Little Things Can Make a Big Difference.
Baca juga: Mahasiswa = Agent of Change? Tanya Lagi
Percuma mau punya ribuan orang ngebantu gerakan lo, kalo lo ga punya orang-orang yang tepat. Dalam ekonomi, ada Pareto Rule yang menyatakan bahwa 80% dari pekerjaan yang ada sebenarnya diselesaikan hanya oleh 20% orang, yang berarti gerakan lo harus punya 20% orang spesial ini untuk bisa mencapai tipping point. Di bukunya, Gladwell mengupas tentang tiga jenis orang yang menentukan kesuksesan adopsi sebuah ide atau gerakan.
Connector
Connector adalah mereka dengan kemampuan bersosialisasi luar biasa yang bisa menghubungkan orang dari berbagai bidang. As far as I know, suatu gerakan bisa jadi besar kalau bisa merangkul banyak orang untuk berkolaborasi. Inilah kenapa butuh tipe-tipe connector di komunitas atau gerakan apapun. Mereka adalah jenis orang yang naturally selalu percaya diri untuk mingle dan bersosialisasi.
Dan ini bukan cuma tentang menjadi gaul dan kenal banyak orang. Connector juga harus punya sensitivitas untuk bertanya, “Siapa ya yang gue kenal yang bisa membantu gerakan ini?” atau “Gimana ya cara menghubungkan si A dari bidang ini dan si B dari bidang itu untuk berkolaborasi?”.
Baca juga: How Will You Change The World?
Maven
Maven adalah mereka dengan pengetahuan sangat luas yang senang mengakumulasi informasi dan membagikannya. Bisa dibilang maven adalah orang-orang yang sangat senang belajar. Dan ga cuma jadi nerd yang menyimpan semua ilmunya sendiri, maven senang membagikan temuan-temuan barunya kepada orang lain. Orang-orang seperti maven yang punya antusiasme dalam berbagi bisa menarik orang-orang ke sebuah gerakan, melalui api mereka dalam menyebarkan insight bermanfaat.
Salesman
Salesman, tentu, adalah mereka yang punya kemampuan persuasi luar biasa. Salesmen tentu aja dibutuhkan untuk “menjual” apa sebenarnya yang suatu gerakan bawa, dengan kemampuan mempersuasinya yang sangat hebat. Tanpa berniat menjual pun, orang-orang yang gifted sebagai salesman selalu bisa bikin orang tertarik sama apapun yang dibicarakannya.
Nah, salahnya kebanyakan gerakan adalah mereka cuma punya salesman, tapi ga punya connector dan maven untuk mengimbangi. Jualan doang kan, ga bisa, kalau ga ada connector yang berpikir strategis untuk menghubungkan pihak A dan B, serta maven yang pinter dan senang berbagi.
Baca juga: Kata Para Tokoh Bijak Tentang Komunitas dan Pergerakan
Header image credit: learnvest.com