Posisi Business Plan di Zaman Lean
Setiap hari, kita mendengar tentang startup untuk menggunakan “lean method”, yaitu metode untuk mementingkan aksi dan belajar secara langsung dibandingkan oleh membuat banyak perencanaan untuk startup. Selain untuk membuat perkembangan startup lebih mudah dipelajari, tapi juga membuat startup lebih cepat belajar dengan melihat langsung para pengguna mereka dan belajar melalui dari feedback mereka. Dengan banyaknya startup yang mengadopsi lean method, ada pertanyaan yang muncul: apakah business plan masih relevan di zaman serba “lean”.
Untuk menjawab ini, kita lihat kembali kepada Universitas Harvard. Mereka melakukan survei kepada 1000 founder dan mengambil data dari aktivitas mereka selama tahun 2005–2011 untuk mencari tahu tentang faktor-faktor apa yang mempengaruhi kesuksesan sebuah startup. Mereka memisahkan peserta mereka dari grup yang membuat plan dan tidak membuat plan. Berikut 5 insight yang mereka dapat mengenai kegunaan Business Plan.
Posisi business plan tidak lagi di tahap startup, tapi di tahap growth
Menurut riset dari Harvard Business Review, Peluang entrepreneur untuk sukses bertambah 8% untuk entrepreneur yang menulis business plan mereka dari 6 bulan atau 12 bulan setelah aktivitas startup mereka dimulai. Kenapa ada fenomena seperti ini terjadi? Karena setelah 6/12 bulan, sebuah startup biasanya akan membutuhkan pitching untuk mendapat dana dari investor. Karena investor sendiri membutuhkan gambaran besar dari sebuah startup, maka business plan bisa membantu mereka untuk memahami visi, pengguna, dan tujuan mereka untuk mendapat funding. Karena startup sendiri sudah mempunyai data mengenai pengguna mereka dan perkembangan user base mereka, maka investor juga akan lebih tertarik untuk memberikan dana dengan business plan mereka.
Waktu untuk perencanaan membutuhkan waktu 3 bulan
Perencanaan sebuah business plan dalam jangka waktu 3 bulan akan menambah tingkat kesuksesan startup sebesar 8%. Setelah melewati dari waktu 3 bulan tersebut, business plan menjadi tidak relevan akibat dari informasi yang dipunyai sudah tidak relevan. Dengan zaman informasi yang melimpah seperti sekarang, waktu relevansi dari informasi juga semakin berkurang, karena semakin banyak informasi yang tersebar, semakin banyak orang yang mengkonsumsi, sehingga banyak informasi baru juga yang berkembang, Startup perlu untuk merespon cepat terhadap perkembangan landscape mereka dan membuat business plan yang bisa mengakomodasi perubahan informasi. Eksekusi dari business plan juga harus terealisasi dalam waktu 3 bulan tersebut. Oleh karena itu, para entrepreneur harus selalu meng-update business plan startup mereka.
Timing is everything
Business plan juga sangat tergantung oleh kapan sebuah startup membuat business plan. Jika para entrepreneur membuat startup pada saat mereka tahap pemula, maka mereka akan membuang – buang waktu dan business plan mereka tidak akan relevan (akibat perkembangan teknologi). Jika para entrepreneur ingin membuat sebuah business plan pada saat mereka sudah melakukan aktivitas marketing dan melakukan hiring, maka business plan mereka tidak akan relevan.
Saat yang paling tepat adalah pada saat mereka masih berkomunikasi dengan pengguna awal, membuat produk mereka siap untuk pasar, dan berencana untuk membuat marketing plan. Pada saat itulah kesuksesan business plan mereka untuk diterima oleh venture capital naik menjadi 27%.
Kesimpulan
Setelah melihat fenomena ini, business plan sebenarnya masih relevan dalam startup. Tapi yang berubah adalah fungsi mereka. Sekarang, setiap startup founder disarankan untuk membuat business plan mereka untuk meningkatkan kesempatan mereka untuk investor memberikan funding. Disini kita belajar untuk melihat kembali apakah alat bisnis konvensional lainnya selain business plan juga masih relevan untuk era seperti sekarang. Karena entrepreneur terbaik adalah yang memakai ilmu apapun secara pragmatis dan sebaik-baiknya.