Definisi startup kadang kala cukup membingungkan banyak orang. Sering kali startup disamakan dengan usaha kecil menengah (UKM). Namun, ada beberapa unsur dari startup yang tidak saya lihat dari bisnis-bisnis lain di luar sana. Tiga unsur tersebut adalah potensi tinggi (high potential), pertumbuhan yang pesat (fast growth), dan efisiensi modal (capital efficiency).
Potensi yang tinggi, berarti adanya market berskala besar; biasanya bernilai milyaran hingga triliunan dollar AS. Barbershop yang tipikal kita temukan tentunya bukan termasuk startup, karena bisnis itu berkutat di market sangat lokal. Bahkan, persaingan market mereka hanya terbatas di area sekitarnya. Berbeda dengan GO-JEK yang memiliki market sebesar para komuter di Asia Tenggara. Itulah yang membedakan startup dengan UKM.
Kedua, pertumbuhan yang pesat. Startup harus tumbuh dengan sangat cepat. Menurut Paul Graham dari Y Combinator, startup yang sukses pada umumnya memiliki pertumbuhan 10% per minggu. Sementara, pertumbuhan UKM biasanya berkisar sama dengan atau sedikit di atas pertumbuhan GDP di negara tempat bisnis itu berada. Pertumbuhan yang cepat ini sangatlah penting, sehingga Paul Graham mendefinisikan startup sebagai “perusahaan yang dirancang untuk tumbuh dengan pesat.”
Terakhir, efisiensi modal. Startup menggunakan jumlah dana yang kecil untuk menghasilkan pengembalian investasi yang besar. Anggaplah, kita menyimpan modal di GO-JEK ketika mereka masih berskala kecil. Sekarang, kita bisa mendapatkan keuntungan lebih dari sepuluh kali lipat dari dana yang dulu kita masukkan. Inilah yang membuat para investor ingin menyimpan dananya di startup. Ditambah lagi, ketika memulai GO-JEK, modal yang dibutuhkan hanyalah Excel Sheet, menelepon banyak orang, dan koordinasi yang kemudian menjadi aplikasi sederhana. Maka, tak aneh jika startup banyak berkecimpung di bidang teknologi, terutama software, karena tidak memerlukan modal yang banyak.
Selain ketiga unsur di atas, apa yang cukup membedakan startup adalah cara pembiayaan perusahaan. Startup banyak mengumpulkan pembiayaan eksternal dari venture capital. Biasanya, pada awal-awal startup berdiri, mereka lebih fokus kepada meraih market share.
Startup itu “perusahaan yang dirancang untuk tumbuh dengan pesat.”
Paul Graham
Hal lain yang perlu diingat adalah startup berhenti disebut sebagai startup apabila sudah diakuisisi perusahaan besar dengan pertumbuhan yang lebih lambat (contohnya Instagram diakuisisi Facebook). Begitu pula apabila sebuah tech startup sudah begitu besar dan pertumbuhannya tidak sepesat sebelumnya, seperti Google atau Amazon.