Apa Itu Kemiskinan Struktural? Dan Apa Penyebab Terjadinya? – Kalian nyadar gak, sih, kalo di Indonesia itu masyarakat miskinnya makin miskin, sedangkan yang kaya, ya, makin kaya. Well, inilah yang namanya kondisi kemiskinan struktural! “Apa, sih, sebenernya kemiskinan struktural itu?” Menurut jurnal dari UPN Yogyakarta, Kemiskinan Struktural Informasi, kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang dialami sama kelompok masyarakat karena struktur sosial masyarakat tersebut gak bisa ngegunain sumber pendapatannya. Sedangkan mengutip dari Detik, menurut jurnal yang ditulis sama Sosiolog Selo Soemardjan, kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang dialami oleh suatu golongan masyarakat karena suatu struktur sosial masyarakat yang tidak bisa ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.
“Maksudnya gimana?” Ya, kelompok masyarakat ini simple-nya jadi terus-terusan bergantung sama pihak lain buat mengelola sumber daya yang nantinya bakal jadi pendapatan mereka. In other way, mereka punya sumber dayanya, tapi, gak tau cara manfaatinnya. Begitulah situasi kemiskinan struktural ini bisa terjadi.
Gimme more clue, dong! Gimana sih ciri-ciri kemiskinan struktural?
Kemiskinan struktural ini punya ciri yaitu fenomenanya terjadi dalam jangka waktu yang super lama. Terus ciri selanjutnya adalah masyarakat yang ada dalam kemiskinan struktural ini gak bisa manfaatin sumber daya alam walaupun udah berganti generasi. hasilnya ya, mereka terus-terus hidup dalam kemiskinan. Nah, kalo udah gini, sih, biasanya masyarakat jadi hidup bergantung sama pihak lain atau pemerintah sebagai penyedia bantuan. Contohnya udah sering kita lihat, kan, di Indonesia tercinta ini yang masyarakatnya pada berebut bantuan sosial? (yaaa, walaupun bantuannya gak seberapa dan korup juga).
Sesuai penjelasan di atas, masyarakat di lingkungan ini itu gak bisa ngelola sumber dayanya yang otomatis jadi dimanfaatin sama pihak lain. Hal ini otomatis ngebuat masyarakat di sana gak bisa bergantung sama dirinya sendiri. Merekalah yang ujung-ujungnya “ngemis” pekerjaan dan bantuan sosial. Padahal, itu semua asalnya dari sumber daya yang mereka miliki. Miris!
Ciri lain yang bisa kalian temui dari kemiskinan struktural adalah masyarakatnya rentan banget kena tekanan ekonomi. Misalnya pengangguran, inflasi, sampe krisis ekonomi. Hal ini ngebuat kemiskinan struktural jadi masalah besar yang gak bisa solved sama satu pihak dalam jangka waktu yang pendek.
Ah, pusing, nih! Contohnya aja gimana?
Mau contohnya? Banyak! Ambil dari hal-hal yang sering terjadi aja kali, ya. Indonesia ini punya lahan pertanian yang begitu luas, tapi, kalo kalian lihat lebih deket lagi, rata-rata yang punya dan ngurusin lahan itu justru bukan orang yang tinggal di situ! “Lha, gimana jadinya” Iya! Biasanya, lahan ini, tuh, dikuasain sama konglomerat dan mereka mempekerjakan masyarakat-masyarakat miskin di sekitar sana. Dalam beberapa kejadian, dulunya, sih, lahan pertanian ini punya masyarakat setempat, tapi… mereka gak pintar dalam ngelola keuangan dan mau gak mau ngejual lahannya ke pihak lain.
Gak cuma lahan pertanian sebagai sumber daya alam! Perusahaan dan pabrik-pabrik besar juga rata-rata begitu! Banyak banget perusahaan yang berdiri di Indonesia tapi, nyatanya itu bukan perusahaan asli Indonesia. Mereka cuma “numpang” bangun pabriknya aja. Mirisnya lagi, orang-orang yang tinggal di deket sana kesusahan buat kerja, karena perusahaan juga banyak mempekerjakan orang luar daerah. Hadeuh!
Kenapa, sih, fenomena ini bisa terjadi?
Sebelumnya, kan, udah jelas kalo kemiskinan struktural ini terjadi karena masyarakat gak bisa manfaatin sumber daya buat jadi pendapatan mereka. Ini, tuh, bisa terjadi karena beberapa hal. Yang pertama adalah karena masyarakat gak dapat pendidikan yang layak. Misalnya fasilitas pendidikan yang gak mumpuni, sampe jarak sekolah yang jauh banget. Karena hal ini, masyarakat jadi gak punya bekal skill dan pengetahuan yang ngebuat daya jualnya berkurang dan ujung-ujungnya gak bisa bersaing “di rumah” sendiri.
Masalah di struktur sosial juga ngebuat kemiskinan struktural ini semakin parah. Menurut jurnal Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat yang dikutip dari Detik, struktur sosial yang tajam antara masyarakat yang miskin dan yang kaya ngebuat anggota atau kelompok masyarakat miskin gak bisa nguasai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara merata. Masyarakat kaya justru malah memonopoli dan mengontrol kebijakan-kebijakan ekonomi dan politik yang bikin kemiskinan struktural ini gak padam-padam.
Penyebab lainnya adalah seringkali sumber daya yang ada di tempat masyarakat jadi bahan monopoli sama pihak-pihak oportunis! Kombinasi sama kualitas pendidikan masyarakat yang rendah ngebuat mereka gak bisa leluasa nikmatin hasil kekayaan sumber daya mereka sendiri.
Di samping itu, gak adilnya kebijakan pemerintah jadi faktor kuat penyebab terjadi fenomena kemiskinan struktural ini. Subsidi yang gak tepat sasaran dan bahkan korup, terus nominal pajak yang terlalu membebani rakyat yang ujung-ujungnya korup lagi sampe absennya peran pemerintah dalam membela masyarakat dalam banyak kasus sengketa sumber daya ngebuat kemiskinan struktural ini langgeng di Indonesia.
Kalo udah gini, mau gimana lagi?
Kemiskinan struktural ini bak lingkaran setan yang gak pernah putus-putus. Sedih, sih, ngeliat sumber daya di suatu tempat terus jadi bahan eksploitasi pihak lain, sedangkan masyarakatnya cuma nontonin sambil gigit jari. Ya, walaupun kita gak bisa sepenuhnya nge-blame pihak luar karena emang kualitas pendidikan masyarakat di sana kurang banget buat bersaing.
Kalo udah gini, sih, pemerintah dan wakil rakyat gak boleh “absen” dalam fenomena ini. Mereka seharusnya bisa terjun langsung dan ngelihat apa yang benar-benar terjadi. Bisa juga mulai kasih solusi dari ngebangun fasilitas pendidikan yang merata, sampe ngasih pembinaan sumber daya ke masyarakat berupa pelatihan-pelatihan khusus supaya masyarakat di sana bisa manfaatin sumber daya jadi sumber penghasilan mereka.
Oh iya, untuk menemukan berbagai konten menarik lainnya seputar isu anak muda, jangan lupa main-main ke profil Instagram Ziliun juga, yuk!