Apa Itu KBGO? Definisi, Jenis, dan Cara Menghadapinya! – Kekerasan Berbasis Gender Online alias KBGO sekarang ini marak banget terjadi. Apalagi didukung dengan kemajuan teknologi yang pesat dan perkembangan medsos yang turut melanggengkan KBGO ini.
Mengutip dari artikel Halodoc, KBGO adalah tindak kekerasan yang dilakuin secara online dengan tujuan buat melecehkan korban baik secara umum ataupun seksual.
KBGO ini bentuknya kayak gimana sih?
Surprisingly, bentuk dari KBGO ini ada banyaaak banget. Kalo menurut artikel Narasi sih ada 11 bentuk. Yang pertama dan sering terjadi ada impersonating alias tindak pengambilan identitas berupa data dan/atau akun dengan tujuan mempermalukan, menghina, dan juga melakukan tindak penipuan. Misalnya nih, ada seseorang yang pake akun WhatsApp dengan foto kita dan minta-mintain uang seolah itu ada lah diri kita, dan hasilnya jadi orang-orang ketipu buat transfer sejumlah uang.
Kemudian, ada cyber harassment yang punya maksud buat nakut-nakutin atau mengancam orang lain, bahkan tentang pemerkosaan. Hal ini biasanya terjadi di media sosial kayak Instagram atau Twitter lewat direct message.
Selanjutnya morphing, perilaku mengedit gambar atau video seseorang yang bertujuan buat ngerusak identitas. Jadi, misalnya gambar kita yang lagi sebenernya biasa aja pelaku edit sedemikian rupa supaya jadi vulgar dan disebar ke media sosial tanpa persetujuan.
Ada juga cyber flashing, suatu tindakan mengirim gambar atau video alat kelamin dan juga hal tak senonoh lainnya tanpa adanya persetujuan, yang kayak gini biasa terjadi di Twitter dan pelakunya tiba-tiba ngirim aja tanpa pesan apa-apa terlebih dulu.
Cyber surveillance/stalking juga cukup sering terjadi, yaitu tindakan mengancam seseorang lewat teks, gambar, dan/atau video secara terus menerus kayak ngirim foto selfie tanpa konsekuensi, nanya-nanya terus perihal pribadi yang bikin korbannya jadi risih dan gak nyaman.
Selain itu, ada cyber grooming, suatu tindakan yang berusaha memanipulasi orang lain supaya ngerasa gak berdaya. Ada juga cyber hacking alias ngambil alih akun orang lain dengan motif tertentu.
Lalu, online defamation, perilaku menyebar informasi yang gak pantas buat ngerusak reputasi seseorang dengan cara menyesatkan orang lain tentang info tersebut.
Next ada non consensual intimate image, yaitu tindakan menyebar gambar atau video seseorang dengan tujuan supaya korban mau nurutin keinginan pelaku. Terus juga sexting, yaitu tindakan mengirim atau mengunggah gambar bernuansa seksual. Dan yang terakhir sextortion yang nyalahgunain kekuasaan buat dapetin keuntungan seksual.
Contoh kasus dari KBGO ini gimana? Dan apakah trennya terus menurun?
Contoh kasus dari KBGO ini semuanya emang menyedihkan dan bikin geram netizen. Kayak salah satunya cerita yang dibagiin sama Dara yang merupakan penyitas KBGO lewat artikel di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Ia bercerita kalo dulu pas umurnya 13 tahun dan lagi sekolah di Pesantren ternama di Jakarta Selatan, ia dapetin perlakuan KBGO yang bikin dirinya sampe terpuruk banget. Jadi, ia pas itu lagi sakit radang payudara. Karena ia dan Ibunya berjauhan, ia harus mengirim gambar payudaranya lewat handphone.
Nah, pas itu ada juga seniornya yang lagi ngejenguk minjem handphone Dara buat komunikasi sama orang tuanya. Tapi nahas, si senior ini justru malah buka galeri handphone Dara dan nyebar foto payudaranya ke grup angkatan sekolah seolah-olah Dara sendiri yang ngirimnya. Walau emang sempet terpuruk, akhirnya Dara bisa bangkit karena support dari Ibunya! Miris banget sih.
Trennya KBGO ini kalo kita lihat juga gak begitu bagus. Mengutip dari artikel Kompas, data Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan nyatain kalo di 2021 ada 3.838 kasus kekerasan berbasis gender, dan 1.721 di antaranya adalah KBGO. Jumlah ini meningkat sebesar 83% dari tahun 2020, yaitu 940 kasus.
Baca juga di sini: Standar Kecantikan Indonesia di Masa Sekarang. Masih Relevankah?
Gimana cara menghadapi KBGO ini?
Menurut panduan berjudul “Memahami dan Menyikapi Kekerasan Berbasis Gender Online” dari SAFEnet. Ada beberapa cara yang bisa kita lakuin buat menghadapi KBGO ini. Kalo posisi kita sebagi korban, sebisa mungkin kita harus ngedokumentasiin hal-hal yang terkait dengan kejadian KBGO ini. Bisa dari screenshoot, atau screen record. Kemudian, kita juga bisa mantau situasi, misalnya ngecek identitas pelaku lewat foto, atau akun medsos lainnya. Kemudian, kita juga bisa cari pertolongan orang terdekat atau lembaga terkait yang mengurusi KBGO ini. Yang terakhir, kita bisa blokir dan laporin pelaku supaya mereka dapet hukuman atas perilakunya.
Nah, kalo kita di posisi sebagai pendamping korban, tentunya kita harus merhatiin dan dengerin apa yang korban butuhin. Jangan lupa juga buat terus kasih dukungan kepada korban supaya bisa survive dan bangkit lagi dari keterpurukan. Dan yang terakhir, kita juga bisa ngekaluin kampanye solidaritas buat nyebarin kesadaran KBGO. Serta ngedorong pemerintah atau pihak terkait buat nekenin lagi UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TKPS) supaya tren kasusnya makin menurun.
Kalo kita atau seseorang jadi korban KBGO, harus lapor ke mana?
Jangan khawatir, kita bisa ngelaporin tindakan KBGO ini ke beberapa lembaga di bawah ini:
- SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak): (021) 5853849
- Komnas Perempuan: (021) 80305399
- LBH APIK Jakarta: (021) 87797289 | WA: 0813-8882-2669
- Yayasan Pulih: (021) 78842580
- KePPak Perempuan: (021) 6259708 | WA: 08788-8543-675
- KemenPPA: Call Center 129 | WA: 08111-129-129
- KPAI: (021) 31901556
- LPSK: Call Center 128 | WA: 0857-700-10048
- Koalisi Perempuan Indonesia: (021) 26964703
- Komnas HAM: 0811-1129-129
KBGO yang terus meningkat ini jadi bukti nyata kalo masih banyak masyarakat, khususnya di Indonesia ini yang masih abai sama perilaku di media sosial. Ya semoga ke depannya kita semua bisa lebih bijak lagi ngegunain internet supaya media sosial jadi tempat yang bebas dari KBGO.
Untuk menemukan konten menarik lainnya seputar isu anak muda, yuk kunjungi profil Instagram Ziliun! dan jangan lupa di-follow juga!