Apa Itu Impostor Syndrome? Yuk, Cari Tahu Definisi dan Cara Mengatasinya! – Pernah gak sih kalian mencapai sebuah kesuksesan, tapi kalian sendiri ngerasa gak pantas ngedapetinnya. Nah, bisa aja itu gejala dari impostor syndrome, lho. Emang apa itu Impostor syndrome? Ini adalah ketika kita ngerasa gak pantas ketika berhasil mencapai kesuksesan tertentu. Buat kalian yang menderita sindrom ini, kalian nganggep kesuksesan yang kalian dapet itu sebatas kebetulan aja.
Nah, terus kenapa sindrom ini bisa muncul? Dan gimana ya cara mengatasinya? Yuk, simak artikel di bawah ini!
Baca juga di sini: 5 Cara Menghadapi Insecurity yang Langganan Bikin Hati Gak Tenang
Kenapa Kita Mengalami Impostor Syndrome?
Sama seperti hal-hal lainnya, pasti ada alasan yang bikin kita ngalamin impostor syndrome. Alasan pertama biasanya muncul dari lingkaran terdekat kalian, yaitu keluarga. Pola asuhan orang tua yang terlalu mengontrol dan protektif bikin kita kurang bisa ngehargai setiap pencapaian yang diraih. Kurangnya dukungan keluarga ketika kita ngerjain sesuatu juga bisa ngemunculin sindrom ini.
Alasan lain adalah sifat perfeksionis. Perasaan pengen terlihat sempurna dalam setiap hal secara gak langsung bakal munculin impostor syndrome ini.
Tipe-tipe Impostor Syndrome
1. Perfeksionis
Seperti yang udah dijelasin di atas, sifat perfeksionis bisa munculin impostor syndrome. Nah, orang dengan tipe ini biasanya ngerasa keberhasilan yang dicapai belum seberapa karena gak memenuhi standar dirinya sendiri. Dengan kata lain, orang dengan tipe perfeksionis sering ngerasa pencapaian yang diraih masih kurang, padahal sebenarnya sudah bagus.
2. Superhero
Tipe ini punya kemiripan dengan tipe sebelumnya. Orang dengan tipe superhero juga cenderung menjadi yang terbaik dalam setiap peran yang dimiliki. Hal ini tentu bikin mereka mencoba sampai batas maksimum. Tapi, sekalipun sudah mencapai batas maksimum dan berhasil ngeraih kesuksesan, mereka masih bisa ngerasain kekurangan atau bahkan berpikir bisa melakukan hal lebih.
3. Natural Genius
Seorang natural genius suka mencoba berbagai hal baru. Mereka juga cenderung ingin bisa menguasai semua hal-hal baru tersebut. Jika pada saat mencoba pertama kali kegagalan sudah menerpa mereka cenderung akan berhenti begitu saja.
4. Solois
Orang dengan tipe solois suka ngerjain semua hal sendirian. Mereka biasanya kurang suka dapetin bantuan dari orang lain. Jadi, ketika kesuksesan yang dicapai gak dihasilin oleh diri sendiri mereka bakal ngalamin impostor syndrome.
5. Ekspert
Tipe terakhir ini hampir sama dengan tipe natural genius. Bedanya, seorang ekspert pengen dapetin jawaban atas semua hal dan menjadi ahli dalam semua yang sudah dipelajari. Jika mereka sukses tapi masih ada pertanyaan yang belum terjawab, perasaan tidak pantas sukses pasti akan muncul.
Terus Solusinya Gimana Ya?
Nah, setelah membaca penjelasan di atas, kalian pasti penasaran kan gimana sih cara mengatasi impostor syndrome ini?
1. Buka Diri dan Bercerita
Pertama, kalian bisa coba buat membuka diri dan menceritakan masalah ini ke orang dekat. Coba ceritakan semua yang kalian rasakan terkait impostor syndrome ini.
2. Sadari Gejalanya
Kedua, kalian juga bisa untuk menyadari jika gejala impostor syndrome ini muncul dan coba untuk melawannya. Kalian bisa mencoba untuk tetap melakukan apa yang diinginkan meski merasa belum begitu paham. Kalo perasaan gak pantas sukses ini muncul, coba ingat lagi apa saja yang sudah kalian lakukan buat mencapainya dan hargai setiap hal itu.
3. Buka Diri dan Bercerita
Terakhir, berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Coba buat lebih menghargai diri sendiri dan melihat pencapaian orang lain sebagai pemicu bagi kalian. Mengurangi durasi bermain media sosial juga bisa membantu kalian untuk mengurangi sikap membandingkan diri. Nah, udah tahu kan apa itu impostor syndrome. Buat kalian yang pernah atau sedang mengalaminya semoga semakin paham alasannya apa dan gimana mengatasinya. Yuk mulai menghargai pencapaian diri sendiri!
Cek Instagram @ziliun dan follow sekarang juga buat tahu lebih banyak soal karir dan pengembangan diri!
*Tulisan ini merupakan hasil karya peserta Workipedia Academy Batch 2