Anak muda millenial yang katanya lahir di awal 90-an memiliki cara dan gaya yang berbeda untuk mendorong perubahan dan menciptakan dampak. Sekarang udah ngga jaman lagi cuma bikin bisnis dan jadi sukses, tapi juga punya visi untuk memberikan solusi bagi orang lain.
Mimpi ini yang diterjemahkan oleh Alfatih Timur, yang akrab dipanggil Timmy untuk membuat Kitabisa.com, sebuah platform crowdfunding untuk menggalang dana untuk berbagai project terutama yang bertujuan sosial.
Ziliun.com berkesempatan untuk berbincang dengan Timmy dan membahas mengenai mengapa ia memulai startupnya ini.
Ziliun (Z): Bagaimana awal mulanya Timmy membangun Kitabisa.com?
Timmy (T): Awalnya, Kitabisa.com itu tidak diniatkan untuk jadi startup. Ini murni kegiatan sosial, karena background saya aktivis. Dulu, saya bekerja di Rumah Perubahan, sebuah non-governmental organization milik Pak Rhenald Kasali. Jadi, saya gak kepikiran sama sekali masuk di dunia startup dan IT.
Waktu itu, saya sempat rajin nonton TEDx yang rajin dengar podcast beberapa orang dan dari sana saya mengetahui tentang crowdfunding. Ternyata, website crowdfunding (penggalangan dana online) sedang marak di luar negeri dan saya melihat ini sebagai solusi yang juga bisa diterapkan di Indonesia. Dari sana, saya terpikir untuk menggabungkan pergerakan sosial dengan kekuatan teknologi digital dan terbentuklah ide untuk menghubungkan orang-orang baik dalam satu platform: Kitabisa.com.
Hanya, kalau mendirikan startup jenis ini kita memerlukan “napas panjang”. Kita mungkin ga bisa expect bisa cepat dapat funding series A, terus series B, atau kita mungkin gak bisa expect bisa ada di industri se-wah e-commerce yang on demand.
Yang pasti, kita harus bertahan dan berjuang dengan values yang kita yakini. Napasnya harus panjang. Kalau napasnya pendek, mungkin udah keburu habis uangnya, terus gak sabaran untuk cari cara gimana dapat uang paling cepat, atau bahkan sudah terlena dengan tawaran lain.
Z: Visi apa yang coba Timmy tunjukkan melalui Kitabisa.com?
T: Indonesia itu pada dasarnya memiliki masyarakat yang kolektif, komunal, suka bekerja sama, dan bergotong royong. Punya rasa kemanusiaan yang tinggi juga. Kitabisa.com menjadi wadah kolaborasi orang-orang baik di Indonesia.
Z: Bagaimana cara Timmy menyebarkan visi tersebut kepada orang-orang di sekitar Timmy, terutama yang menggunakan kitabisa?
T: Diulang-ulang saja. Istilah #orangbaik itu kita sebarkan supaya lebih familiar. Gak cuma itu, kita juga gencarkan melalui medsos, dan sekarang kita buat baju yang di belakangnya ada tulisan #orangbaik.
Z: Bagaimana cara menemukan orang yang memiliki visi sama?
T: Sering-sering diceritakan ke orang. Biasanya, like-minded people pasti ketemu kalau kita sering networking dan ngobrol sama orang. Saya yakin kalau kita punya niat baik pasti akan ada jalan.
Z: Menurut Timmy, gimana caranya membangun visi yang kuat, terutama bagi founder startup?
T: Buat saya itu sebenarnya adalah proses, ya. Jadi, saya pun awalnya tidak terlalu firm dengan visi dari Kitabisa.com. Tapi basic principle-nya adalah, ya, bantu orang aja. Dengan Kitabisa.com, kita bantu orang-orang untuk dapat donasi. Selanjutnya, visi itu dibangun dari self-talk. Tanya ke diri kita sendiri, “kenapa kita jalanin ini setiap harinya?”, ngobrol sama orang, ngobrol sama tim. Kira-kira values-nya sama atau enggak.
“Ketika kamu berbuat baik, semua orang pasti bantu.” – Alfatih Timur
Sama seperti Timmy, setiap orang pasti memiliki caranya sendiri untuk bisa mewujudkan ide mereka. Tinggal bagaimana kita menemukan formula yang tepat untuk bisa mencapai visi dari ide tersebut.
Nah, bagaimana dengan formula-mu? Apakah kamu telah menemukan formula yang paling cocok untuk mewujudkan ide-mu?
Jika “belum” adalah jawaban yang muncul di kepalamu, ini adalah kesempatan paling tepat untuk mendapatkannya secara langsung dari Timmy dalam acara Creativepreneur Corner yang akan diadakan di The Hall Senayan City pada Sabtu, 4 Februari 2017.
Beruntungnya, tak hanya Timmy yang akan hadir di sana, kamu pun bisa mendapatkan formula baru lewat perspektif yang berbeda-beda dari sosok lain yang tentunya tidak asing untukmu, seperti:
- Tulus yang akan menceritakan perspektifnya sebagai Co-founder dari Tulus Company.
- Leonika Sari selaku CEO dari Reblood yang juga masuk dalam Forbes 30 under 30 Asia, BBC 100 Women, dan TEMPO Perempuan Penembus Batas.
- Nilam Sari dengan formula apiknya dalam membesarkan Kebab Baba Rafi.
- Tri Rismaharini, walikota Surabaya yang sangat progresif dengan berbagai program untuk mendorong hadirnya lebih banyak entrepreneur, seperti Pahlawan Ekonomi, Tatarupa, dan Start Surabaya.
- Dan masih banyak lagi sosok yang pastinya akan membuatmu bisa menciptakan formulamu sendiri dari berbagai perspektif.
Sejak kali pertama menginspirasi banyak anak muda pada tahun 2013, Creativepreneur Corner yang pada tahun ini menyajikan konsep baru, yaitu “Science Lab”, ini pun memungkinkan kamu untuk ngobrol hingga memberikan tantangan secara langsung dengan para pembicara sehingga kamu bisa mengetahui pemikiran mereka lebih dalam.
Yap, orang bilang “Kesempatan belum tentu datang dua kali”, dan mungkin memang ini adalah saatnya kamu untuk menemukan formula agar ide kreatifmu tidak tidak hanya terlihat hebat di dalam kepalamu.
Penasaran? Lihat selengkapnya di sini: creativepreneurevent.com