Udah pada notice gak kalo akhir-akhir ini perusahaan Tesla.Inc lagi rame beritanya di media Tanah Air, bukan ngomongin produk mobil listriknya sih, cuma rame karena rencana perusahaan tersebut buat bangun pabrik baterai di Indonesia. Rencana ini bakalan jadi proyek besar negara kita dengan Tesla, karena sejalan dengan ambisi pemerintah untuk menjadikan Indonesia pusat pabrik baterai terbesar di dunia.
Pastinya ini bukan sebuah rencana yang impulsif.
Yha bener banget. Indonesia dipilih oleh Tesla sebagai negara tempat membangun pabrik baterai, karena potensi nikel Indonesia yang sangat melimpah. Berdasarkan data dari Badan Geologi melalui Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP), pada tahun 2017 potensi bijih laterit nikel dengan total sumber daya (tereka, tertunjuk dan terukur) sejumlah 6,5 milyar ton dan total cadangan (terkira, terbukti) 3,1 milyar ton.
Jadi wajar banget kalo Tesla jadi tertarik banget buat bikin proyek raksasa ini di Indonesia, secara sumber dayanya yang sangat potensial untuk dikelola. Nah terus, gimana nih tanggapan dari pemerintah Indonesia terkait rencana ini?
They say yes!
Ayodhia GL Kalake, Plt Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Maritim dan Investasi, mengatakan bahwa dengan adanya pendirian pabrik baterai bisa membangun ekosistem pengembangan kendaraan berbasis listrik untuk menciptakan nilai tambah ekonomi dan mengurangi pencemaran lingkungan. Klaimnya adalah mobil listrik dapat menghemat bahan bakar subsidi dan mengurang polusi CO2. Ia menambahkan bahwa beberapa waktu yang lalu Pak Menko Luhut Binsar Pandjaitan memang dikontak oleh pihak Tesla, namun belum secara gamblang tentang pembahasan kedepannya.
Menteri perindustrian, Agus Gumiwang, juga merespon positif rencana pendirian pabrik baterai tersebut dengan mengarahkan Tesla membangun pabrik baterai di daerah Batang, Jawa Tengah. Pasalnya daerah tersebut memiliki kawasan industri yang sangat kompetitif. baik dari sisi lahan maupun buruh. Di saat yang sama, Konsorsium Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang juga tengah gencar melakukan pembangunan, apalagi terdapat kurang lebih tercatat 7 perusahaan asing yang sudah bersiap-siap membangun pabriknya di daerah tersebut. Daerah ini dipilih juga karena lokasinya yang terbilang strategis, yakni berada di lintasan Tol Trans Jawa dan Kereta Api Jakarta-Surabaya. Serta tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang.
Sementara itu, Bupati Batang Wihaji mengatakan, pihaknya meminta dukungan pemerintah pusat dengan regulasinya untuk mempercepat kehadiran investor di KIT Batang. Sebab, ketika ada investasi, efeknya berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan perputaran uang sehingga memacu perekonomian.
It sounds familiar, right?!
Yap, kata-kata seperti investasi, regulasi, investor, tenaga kerja, dan perekonomian sangat erat kaitannya dengan Omnibus Law Cipta Kerja yang sempat ramai dikritik oleh banyak pihak. Memang diakui sendiri oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, bahwasanya setelah adanya rencana Tesla yang hendak mendirikan pabrik raksasa baterai di Indonesia, beliau segera mengambil tindakan dengan mengirimkan tim untuk menemui pihak Tesla.
Adapun ketua dari tim tersebut adalah Menko Maritim dan Investasi, Binsar Luhut Pandjaitan, menurut Presiden juga, pengiriman tim tersebut juga bisa menjadi momentum untuk mengenalkan Omnibus Law di dunia Internasional, bahwasanya di Indonesia terdapat hukum yang mempermudah regulasi dan investasi asing.
It is the big alert actually….
Seperti yang dikutip dari situs mongabay.co.id, peleburan nikel menjadi baterai akan menghasilkan dampak, yaitu limbah asam dalam jumlah besar yang penuh dengan logam berat. Lingkungan perairan juga akan menjadi sasaran, milyaran ton limbah beracun akan dibuang ke perairan segitiga terumbu karang (coral triangle), rumah bagi keanekaragaman karang dan ikan karang tertinggi di dunia. Para aktivis dan peneliti lingkungan sudah lama khawatir bahwa industri kendaraan yang akan bertransformasi menjadi “lebih ramah lingkungan” akan mengorbankan kehidupan laut.
Di berbagai jurnal penelitian pun telah banyak dikemukakan bahwa terdapat dampak buruk bagi lingkungan hidup akibat pembangunan pabrik nikel, jadi tidak hanya rawan terhadap ekosistem perairan, namun juga untuk kehidupan manusia.
Yha, walaupun rencana Tesla ini pastinya bernilai triliunan rupiah, tapi semoga pemerintah bisa lebih aware lagi dengan dampak yang akan ditimbulkan terhadap lingkungan.