Di event The Backstage 12 Juni lalu, kita mengundang Achmad Zaky, founder dan CEO dari BukaLapak.com, untuk berbagi cerita.
Kita semua tahu kalau teknologi menyediakan peluang bisnis yang besar, karena mampu menyelesaikan masalah, dan membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Di The Backstage yang diselenggarakan Ziliun dan Tech in Asia bekerjasama dengan Program Studi Kewirausahaan ITB Jumat (12/06) lalu, Achmad Zaky, founder dan CEO Bukalapak.com, bercerita kalau satu kali peluncuran iPhone saja bisa menyumbangkan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebesar 0.5%. Gila gak, tuh?
Menurut Achmad Zaky, di Indonesia, sulit untuk berbisnis teknologi di bidang hardware, karena pembuatan dan perakitan hardware saja akan lebih mahal, sehingga gak kompetitif. Tapi, Indonesia punya peluang yang sangat luas untuk bisnis teknologi di bidang software. Faktanya, baru 10% software yang digunakan di Indonesia adalah buatan Indonesia, sementara di China, hampir 100% software yang digunakan adalah buatan negaranya sendiri.
“Awalnya karena suka aja, kagum sama orang-orang kayak Steve Jobs dan Bill Gates, akhirnya terinspirasi untuk bikin karya juga. Liat di China, e-commerce udah segitu majunya kok kita belom, ya?” kata Achmad Zaky.
Baca juga: GO-Jek, Bikin Naik Ojek Jadi Lebih “Kelas”
Berangkat dari kesadaran akan fakta-fakta ini, Achmad Zaky membangun BukaLapak.com. Pada tahun 2010, Achmad Zacky menggandeng dua orang temannya untuk membuat situs e-commerce. Dalam waktu dua bulan, BukaLapak.com selesai dibuat, namun perjuangannya terbilang berat. Dana untuk pembuatan dan pengembangan BukaLapak.com masih menggunakan dana pribadi yang ketika itu diperoleh dari proyek-proyek pengembangan website. Zacky hanya sanggup menyewa sebuah ruko kecil yang dijadikan kantor, sekaligus markas untuk membuat dan mengembangkan software. Tantangan lain yang juga dihadapi adalah perkembangan internet yang ketika itu belum begitu pesat, dan pola pikir investor yang belum melihat bisnis teknologi sebagai sesuatu yang potensial.
Modalnya satu: PERCAYA!
Co-founder Bukalapak.com ketika itu sudah nyaris menyerah, meminta keluar kepada Achmad Zaky untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Apalagi, ada tekanan dari keluarga. Namun, setelah semua tantangan berhasil dilewati, BukaLapak.com bisa mencapai 10.000 kunjungan per hari setelah 10 bulan berjalan.
Tahun 2011, setelah satu tahun lebih BukaLapak.com berjalan, internet mulai booming. Bisnis Internet mulai “panas”. Banyak investor, yang mulai berani mengucurkan dana untuk tech startup. Diakusisinya Koprol oleh Yahoo! adalah salah satu highlight industri teknologi Indonesia. Selain itu, Kaskus juga diakuisisi oleh Djarum dan Detik.com digandeng oleh CT Corporation.
Baca juga: Gibran Huzaifah: Entrepreneur Harus Bisa Membuat Nol Jadi Satu
Momen ini juga yang membuat BukaLapak.com mulai didekati investor. Untuk kali pertama, tim BukaLapak.com belajar untuk membuat skema investasi.
Menurut Achmad Zaky, di negara-negara seperti Amerika Serikat, China, dan Jepang, ada gelombang tech startup yang sangat besar, yang diprakarsai anak-anak muda. Indonesia masih harus berlari untuk mengejar ketinggalan dari negara-negara lain.
Membuat UKM Indonesia Naik Kelas
Menurut Achmad Zaky, visi BukaLapak gak akan berubah, yaitu untuk bikin UKM Indonesia “naik kelas”. Ke depannya, platform-nya sendiri bisa bermacam-macam, tidak hanya dengan e-commerce. Dengan kata lain, bisa saja suatu saat BukaLapak mengembangkan produk-produk bersifat edukasi.
Dibandingkan dengan e-commerce di Indonesia lainnya, kekuatan BukaLapak memang ada di produk-produk UKM. Kalau diibaratkan, BukaLapak itu seperti Lapangan Gasibu Bandung di hari Minggu, yang isinya lapak-lapak pedagang pasar kaget. Jadi, BukaLapak tidak memposisikan diri seperti mal atau department store. Produk-produk yang dijual di BukaLapak bervariasi dari jam tangan KW hingga batu akik.
Baca juga: The Backstage: Sekilas Tentang BukaLapak.com, E-Commerce yang Mengerti Kebutuhan Orang Indonesia
Terkait investasi, menurut Achmad Zaky, anak-anak muda yang ingin bikin tech startup sebaiknya gak langsung fokus ke mendapatkan investasi. Yang lebih penting adalah memikirkan dan mematangkan konsep bisnisnya. Uang gak seharusnya menjadi alasan untuk berhenti bekerja keras, karena yang penting adalah growth, dan growth ini yang akan dijadikan modal “jualan” ke investor.
Pesan Achmad Zaky ke calon founder masa depan: “Just do it, dan fokus!”