Seperti halnya keberhasilan, kegagalan juga merupakan bagian dari perjalanan kita sebagai pemimpin. Kegagalan memang tidak seharusnya dihindari, karena selain nggak bisa, kamu juga harus belajar untuk mengatasinya. Malah terkadang, cara terbaik untuk belajar adalah dengan melakukan kesalahan atau mengalami kegagalan. Setuju?
Banyak pebisnis sukses yang menemukan nilai baru ketika belajar mengatasi kegagalan dan terus maju. Misalnya, Evan Williams, serial entrepreneur di balik Blogger, Twitter, dan sekarang Medium yang membuat kesalahan besar sebagai pemimpin di dua perusahaan sebelumnya dalam hal manajemen. Tetapi justru kesalahannya menginspirasi orang lain dan dirinya sendiri untuk memperlakukan karyawannya sama pentingnya dengan konsumen. Hal yang sama juga kurang lebih dialami oleh Henry Ford sebelum sukses mendirikan Ford Motor Company, ketika dua perusahaan mobil miliknya gagal dan membuatnya bangkrut. Sebuah penelitian dari Harvard Business Review mengamati 450 CEO perusahaan besar yang mengalami kegagalan. Ternyata 35% dari mereka kembali ke posisi eksekutif dalam dua tahun, sementara 22% beralih peran sebagai konsultan.
Jodi Goldstein, Managing Director Harvard Innovation Labs berpendapat, “Jika ingin menjadi entrepreneur sukses, kamu harus belajar untuk sering gagal di saat-saat awal. Kegagalan-kegagalan ini akan membuatmu belajar pelajaran-pelajaran penting untuk berinovasi.” Bahkan kegagalan bisa jadi pemicu datangnya berbagai kesempatan berharga dalam karir, menurut Glenn Llopis, seorang senior corporate executive yang juga entrepreneur. Berbagai pengalaman yang ia alami, menurutnya, punya andil dalam membentuk cara-caranya mengambil keputusan, memilih orang-orang dalam timnya, serta berbagai investasi yang ia pilih.
Jadi kalau kamu sebagai pemimpin mengalami kegagalan, jangan lama-lama terpuruk. Ini dia lima tips yang dapat kamu lakukan untuk segera bangkit dan menjadikan kegagalan sebagai kesuksesan yang tertunda.
Memiliki pandangan yang positif terhadap kegagalan
Kegagalan adalah proses belajar, tetapi kita sering tidak berpikir seperti itu. Pemimpin yang baik segera mengakui kesalahan yang dibuat, namun tidak berlarut-larut dalam hal tersebut. Bagi mereka, kegagalan adalah proses belajar untuk berkembang dan menjadi lebih baik lagi jika dilihat dari perspektif yang lain.
Segera minta maaf dan perbaiki kesalahan
Kalau melakukan kesalahan, segera minta maaf dan cari solusi untuk mengatasi akibat dari kesalahan yang sudah kamu buat. Kita sering tergoda untuk membuat alasan atau malah menyalahkan orang lain untuk menghindari konsekuensi. Seperti kata Ryan Holiday, penulis buku Ego is the Enemy, ego yang dimiliki manusia adalah musuh terbesar. Demi melindungi diri dan timnya, para pemimpin bisa saja tidak mengakui kesalahan yang telah mereka buat. Namun seharusnya ego ini bisa dikesampingkan untuk proses pembelajaran. Lalu bagaimana jika kesalahan tersebut dilakukan oleh karyawan kita? Menurut Leadership Expert Thomas Cox, pemimpin terbaik bertanggung jawab atas kegagalan para karyawan mereka, namun tetap mereka harus tetap membiarkan karyawan tersebut menerima tanggung jawab atas kesalahan mereka dan memberinya kesempatan untuk menebus kesalahan.
Fokus pada perkembangan
Meski hasil akhir penting dan merupakan salah satu pengukur kesuksesan, namun tidak semata-mata mendefinisikan kesuksesanmu sebagai pemimpin, lho! Pemimpin yang baik akan fokus pada perkembangan, dibandingkan hasil akhir. Caranya? Selalu melalui hari dengan tekad untuk membuat hari ini lebih baik dari kemarin. Karena sekecil apapun perbaikan yang kita lalui setiap harinya akan membawa kita menuju kesuksesan.
Menganalisis apa yang salah
“Hanya dengan belajar dari kegagalan kamu mengurangi kemungkinan untuk mengulang kesalahan yang sama,” kata pelatih bisnis Graham Gilley. Menurutnya, transparansi penuh akan mengungkap solusi, pemahaman, dan komitmen untuk berubah ke arah yang lebih baik. Setelah kamu dapat mendeteksi kegagalan, penting untuk menganalisis dan memahami penyebab utamanya. Praktek ini membutuhkan disiplin dan juga antusiasme, karena nggak mudah pastinya membicarakan kegagalan dan menelusuri akar permasalahannya. Nah, disinilah tugas para pemimpin untuk memastikan tim mereka tidak hanya bergerak setelah kegagalan tetapi juga menemukan pelajaran apa yang terkandung di dalamnya.
Lanjutkan perjalanan
Hal terburuk yang bisa dilakukan seorang pemimpin adalah menyerah setelah gagal. Lalu bagaimana supaya kamu bisa move on dan berdamai dengan diri sendiri setelah mengalami kegagalan? Pisahkan kegagalan tersebut dari identitas dirimu. Belum sukses saat ini, bukan berarti dirimu adalah kegagalan. Lepaskan juga keinginan untuk mendapatkan penerimaan dan pengakuan dari orang lain. Keinginan tersebut biasanya membuat kita jadi takut melangkah lagi setelah gagal. Apapun yang terjadi, selalu ingat bahwa ini adalah hidupmu dan apa yang orang lain pikirkan tentangmu tidak selalu benar, jadi nggak ada gunanya berfokus pada opini orang lain.
Nah, kamu siap untuk bangkit kembali setelah mengalami kegagalan?