Penulis perempuan Indonesia menorehkan history tersendiri di dunia kepenulisan dan literasi Indonesia. Tercatat ada banyak sekali judul novel dan buku yang laris manis di pasaran, hingga mampu menginspirasi khalayak ramai, dan penulisnya adalah perempuan. Gak cuma eksis di dalam negeri, karya-karya mereka tersiar hingga ke mancanegara. Keren memang!
Beberapa dari karya tersebut pun kemudian diadaptasi menjadi film dan antusias dari masyarakat sangat baik. Di artikel ini, akan membahas 5 penulis perempuan Indonesia dengan karya dan juga prestasinya. Check it out!
1. Ayu Utami
Justina Ayu Utami atau Ayu Utami adalah seorang aktivis jurnalis dan sastrawan yang telah menghasilkan 11 buku sejak tahun 1998.
Beberapa karyanya yang menarik perhatian adalah Saman, Larung, dan Bilangan Fu. Novelnya yang pertama, Saman, mendapat respon yang baik oleh para kritikus karena memberikan warna baru dalam sastra Indonesia.
Ayu juga pernah meraih penghargaan seperti Khatulistiwa Literary Award dan Pemenang Sayembara Penulisan Roman Terbaik Dewan Kesenian Jakarta.
2. Dewi “Dee” Lestari
Dewi Lestari Simangunsong atau yang Dee adalah seorang penulis, sekaligus penyanyi asal Indonesia. Novel pertamanya Supernova yang diterbitkan pada tahun 2001 melambungkan namanya sebagai penulis kawakan.
Beberapa novelnya bahkan diadaptasi menjadi judul film, yaitu Perahu Kertas, Rectoverso, dan Filosofi Kopi. Sama seperti novelnya, film-film tersebut pun laris manis di bioskop Tanah Air.
Dee berhasil memenangkan penghargaan selama perjalanan karirnya, antara lain: Khatulistiwa Literary Award, Anugerah Pembaca Indonesia, dlsb.
3. Ika Natassa
Ika Natassa merupakan seorang penulis buku yang sudah memulai karier menulisnya sejak tahun 2006. Novel pertamanya adalah A Very Yuppy Wedding yang terbit pada tahun 2007.
Pada tahun 2013, ia mendirikan LitBox, startup yang bertujuan menyediakan buku-buku yang direkomendasikan kepada pembaca.
Tiga karya Ika juga kemudian bertransformasi menjadi film dan meraih sukses dari segi jumlah penonton, yaitu Antologi Rasa, Critical Eleven, dan Twivortiare.
4. Leila S. Chudori
Leila Salikha Chudori adalah penulis berkebangsaan Indonesia yang sudah memulai debutnya sejak masih anak-anak.
Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa cerita pendek, novel, dan skenario drama televisi.
Leila merupakan salah satu pemenang S.E.A Write Award, yaitu penghargaan bagi penulis dan penyair di Asia Tenggara, lewat bukunya yang berjudul Laut Bercerita.
5. Nh. Dini
Nurhayati Sri Hardini atau Nh. Dini adalah sastrawan, novelis, dan feminis yang sudah menghasilkan 8 karya sepanjang hidupnya.
Nh. Dini identik menghadirkan kisah tentang perselingkuhan, salah satunya adalah Rina di La Barka. Selain itu, ia juga kental dengan feminism atau isu kesetaraan gender.
Ia meraih prestasi dengan menerima S.E.A Write Award di bidang sastra dari Pemerintah Thailand pada tahun 2003 silam.
5 penulis perempuan di atas memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi penulisan maupun kepribadian
Itulah mengapa, karya tersebut memiliki “magisnya” tersendiri. Karya mereka tidak sekadar menghibur, namun juga sarat akan makna kehidupan yang menginspirasi. Selain itu, tulisan mereka juga tidak sekadar rangkaian kata atau kalimat saja, namun lebih dari itu. Isi karya mereka sangat memanusiakan pembacanya dan memanusiakan realita-realita yang ada di masyarakat.
Baca juga di sini: 3 Masalah Umum Saat Menulis dan Cara Mengatasinya
Oh ya, ngomong-ngomong tentang tulisan yang memanusiakan. Ada informasi menarik, nih!
SENYAWA+ didukung oleh Menjadi Manusia, Tempo Institute, dan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Press menyelenggarakan lokakarya kepenulisan mengambil tema ‘Tulisan yang Memanusiakan’. Tema ini muncul bersamaan dengan momentum naiknya berbagai konten tulisan digital yang berpusat pada pengalaman manusia dan isu di sekelilingnya. Melalui serangkaian acaranya, SENYAWA+ Talks berfokus untuk mengembangkan peserta yang memiliki minat di dunia kepenulisan untuk menciptakan tulisan yang tajam sekaligus empatik.
Terdapat beberapa rangkaian acara di lokakarya ini, antara lain: Bincang Santai, Opening Talks, dan sesi lokakarya bersama para mentor. Nah, untuk sesi lokakarya sendiri, para peserta terpilih akan belajar dan berjejaring bersama para mentor serta teman-teman dari seluruh Indonesia. Di akhir, untuk 10 karya terbaik memiliki kesempatan untuk menerbitkan bukunya melalui Perpusnas Press. Menariknya lagi, lokakarya ini GRATIS, tidak ada biaya sepeserpun! Tertarik? Yuk, daftarkan dirimu di: bit.ly/senyawatalks-menulis
Sampai jumpa di acara!