Banyak brand yang gak disangka-sangka ternyata asalnya dari lokal, bukan dari luar negeri sana. Kualitas para brand-brand ini pun gak diragukan lagi, bahkan sudah bisa merambah dunia internasional. Bukti kalo karya Anak Bangsa patut diacungi jempol. Apa aja sih brand lokal yang sering dikira brand luar negeri?
Buccheri
Dari namanya, banyak yang mengira ini adalah merek impor dari Eropa, padahal Buccheri ini didirikan pada tahun 1980 di Makassar dan berada di bawah naungan PT Vigano Cipta Perdana.
Nama Buccheri berasal dari gabungan nama para pemiliknya yang juga bersaudara kandung, yaitu Budi, Hery, dan Ediansyah. Pemilihan nama tersebut nyatanya menjadi berkah bagi Buccheri karena nama tersebut semakin dikenal berkat kualitas produk yang ditawarkan.
Meski sudah eksis sejak tahun 80an, Buccheri selalu mengikuti perkembangan zaman dan trend fashion terkini. Brand yang awalnya fokus pada lini produk sepatu dan tas kulit ini pun semakin memperluas pangsa pasar mereka dengan memproduksi berbagai macam aksesoris.
HokBen
Restoran yang menyajikan berbagai menu khas Jepang (yakiniku, ekkado, sukiyaki, shumai, dsb) ini didirikan oleh Hendra Arifin pada tahun 1985, setelah ia melakukan studi banding ke Jepang.
HokBen sendiri adalah singkatan dari Hoka Hoka Bento yang artinya makanan hangat dalam kotak. Di negeri asalnya Jepang, Bento diartikan sebagai makanan take away (bawa pulang). Meskipun mengusung konsep restoran ala Jepang, brand HokBen saat ini dimiliki 100% oleh orang Indonesia.
Masakan yang disajikan pun juga sudah disesuaikan dengan menyajikan sambal pedas manis yang banyak digemari oleh orang Indonesia. HokBen juga menjangkau semua umur dengan menawarkan paket Kidzu Bento untuk anak kecil yang disertakan dengan mainan.
Susu UHT Greenfield
Greenfields berasal dari Malang, Jawa Timur, dan didirikan pada tahun 1997, sebagai alternatif dari tingginya konsumsi tren susu impor pada awal tahun 90-an di Indonesia.
Greenfield menawarkan produk susu pasteurisasi dan susu UHT dalam beberapa jenis, rasa, dan ukuran kemasan yang berbeda. Saat ini, peternakan Greenfields memiliki lebih dari 10.000 ekor sapi Holstein dan Jersey. Di samping melayani pasar domestik, lebih dari 50% hasil produksi PT Greenfields Indonesia dipasarkan di Singapura, Malaysia, Hong Kong, Phillipina dan negara-negara lain di kawasan ini dan telah memiliki produk turunan susu lainnya seperti yogurt, keju dan whipping cream.
Terry Palmer
Merek handuk ini ternyata sudah ada sejak 1962 dan diproduksi oleh perusahaan bernama PT. Indah Jaya. Berpuluh-puluh tahun Terry Palmer menjadi ikon handuk premium yang berkualitas. Gak heran, merek handuk ini menjadi sponsor dan merchandise resmi di Miss World 2013.
Saat ini Terry Palmer telah diekspor produk hingga ke Amerika, Benua Eropa, dan negara Jepang. Walau harga yang terbilang sedikit mahal, namun sebanding dengan kualitas yang bersifat premium dan pastinya tahan lama.
The Executive
The Executive menjadi salah satu merek pakaian yang terkenal dengan koleksi formalnya dan hadir di beberapa mall di Indonesia. Siapa yang mengira kalo The Executive adalah merek dari luar negeri?!!! faktanya The Executive justru diproduksi di Bandung, Jawa Barat, dengan pendirinya adalah Johanes Farial di bawah naungan PT Delami Garment Industries. Merek fashion kantoran ini terbilang cukup sukses, karena berhasil melebarkan sayapnya hingga ke negara Malaysia.
Wah ternyata selain menggunakan atau mengonsumsinya, kita kayaknya juga harus lebih jeli deh, untuk tahu mana merek lokal dan mana yang merek impor. Yha itung-itung sebagai brand awareness 😀
Nah, dari ke-5 brand di atas, mana brand yang paling gak disangka sebagai brand lokal?