Di era digital kaya sekarang, ruang privasi kayanya sulit banget untuk ditemuin. Mau belanja online, pesen tiket pesawat, pake ojek online juga harus isi data pribadi, kalau gakmau, ya gakbisa. Walau kesannya gak punya pilihan, tapi mungkin ini risikonya hidup di era digital, ruang privasi, kini menjadi barang mahal.
Masalah privasi ini pun pernah dihadepin sama sekitar satu juta pengguna facebook yang menandatangani petisi buat nuntut CEO facebook, akibat kebocoran data pribadi 87 pengguna facebook dan dipergunakan sama Cambridge Analytica. Apalagi perusahaan konsultan politik satu ini salah satu kliennya adalah tim pemilihan presiden Donald Trump.
3 Ronde pencurian data, gak buat kapok
Pada kasus lain, kebocoran data ini dilakukan oleh hacker yang bernama Gnosticplayer. Hacker asal Pakistan ini berhasil nyuri 890 juta akun dari 32 website, di 3 ronde yang terpisah. Ronde pertama jual 620 juta akun dari 16 websites, kemudian 127 juta catatan dari 8 site, 92 juta dari 8 website. Semua data ini dijual di pasar gelap terkenal bernama Dream Market.
Situs apa yang memiliki angka kebocoran tertinggi?
Meski udah nge-hack di 3 ronde, Gnosticplayer ini muncul lagi dengan klaim telah mencuri 27 juta catetan dan menjual setiap data dari masing-masing platform dengan harga $5000 atau setara Rp. 71.125.000,00 (18/03/19). Tragisnya dalam rilisan tersebut, platform belanja online Indonesia, Bukalapak, memiliki angka kebocoran terbesar, yaitu 13 juta akun.
Kebocoran ini sempat memberikan satu tanda tanya besar kepada Bukalapak mengenai sistem keamanannya. Namun, dilansir dari Kompas (18/03/19), pertanyaan itu terjawab oleh Head of Corporate Communications, Intan Wibisono, yang menyatakan bahwa Bukalapak selalu ningkatin sistem keamanannya dan memastikan kalau informasi pribadi pengguna aman dari hacker.
Bukan cuma BukaLapak, salah tau platform mahasiswa dan pencari kerja Indonesia, Youthmanual, Gamesalad (platform belajar online) dan 4 industri digital lain juga terkena kebocoran data, di antaranya: Lifebear (platform online notebook Jepang), EstanteVirtual (platform toko buku online), dan Coubic (platform pengatur jadwal online).
Buru-buru ganti password
Ibarat buku diary yang ada gembok dan kunci, trus berhasil dibuka sama temen, gak perlu panik dulu kalau semua tulisan dan rahasianya terbongkar! Bagi kalian yang punya akun di salah satu platform yang pernah atau baru aja di-hack segera ganti kunci alias password dari akun dan biasain untuk mengaktifkan sistem dua langkah (two-factor authentication) ya!
Sumber berita: The Hackers News, Kompas, ZDNet, Tempo.co
Header: flickr.com | by wuestenigel