Pada dasarnya, menulis bukan sebuah pekerjaan yang susah untuk dikerjakan. Bahkan, beberapa orang beranggapan bahwa menulis adalah hal yang sulit dan butuh bakat khusus untuk membuat sebuah tulisan. Percaya atau tidak, menulis bukan perkara yang rumit-rumit amat, kok.
Namun, oleh karena beberapa orang mempercayai anggapan bahwa menulis adalah hal yang sulit, jadi mereka tidak pernah memulai kegiatan menulis. Sebenarnya, yang ada adalah masalah, yang jika kita bisa temukan solusinya, maka menulis sangatlah mudah. Kira-kira apa saja masalah yang terjadi saat akan menulis? Yuk, temukan jawabannya di bawah ini.
Kekurangan Ide
Ide merupakan modal awal untuk menulis. Jika kita menganalogikan menulis sebagai sebuah perjalanan, maka ide adalah bahan bakar untuk menulis. Seseorang dapat berbagi pengetahuan, informasi, atau pengalaman hidup melalui sebuah tulisan. Maka ketika kekurangan ide, seseorang akan kesulitan untuk menulis.
Kekurangan ide juga dapat terjadi karena seseorang terlalu fokus pada satu topik, sehingga gagal melihat hal-hal kecil yang sebenarnya dapat dikembangkan dalam sebuah tulisan. Akibat kekurangan ide, seseorang hanya stuck pada satu paragraf saja, dan kesulitan untuk melanjutkan perjalanan ke paragraf lain, dan tulisan pun tak kunjung selesai.
Rasa Tidak Percaya Diri
Setelah soal bahan bakar, maka selanjutnya masalah yang sering terjadi ketika menulis adalah masalah rasa tidak percaya diri, yang merupakan jalanan rusak dan berlubang bagi penulis. Artinya perjalanan menulis tidak mulus, melainkan menemui kendala dan bahkan membuat menulis itu sendiri menjadi sesuatu yang tidak nyaman.
Rasa tidak percaya diri biasanya berasal dari pikiran penulis itu sendiri. Hal ini umumnya terjadi karena ada rasa takut dalam penulisan atau takut menghasilkan sebuah tulisan yang buruk. Pemikiran semacam ini sangat menghambat perjalanan dalam menulis, lho.
Kurangnya Referensi
Ketika menulis kita perlu menentukan terlebih dahulu tujuan ketika akan memulai sebuah tulisan, bisa itu untuk menyampaikan pengalaman, berbagi informasi, atau hanya sekedar bercerita untuk mengungkapkan perasaan. Untuk berhasil mencapai tujuan tersebut, kita perlu banyak membaca referensi serupa terlebih dahulu.
Jika referensi ini diibaratkan sebagai sebuah penunjuk jalan, maka saat seseorang melakukan perjalanan, namun hanya memiliki sedikit referensi, maka seorang penulis hanya akan berputar-putar pada satu jalan saja, dan tidak pernah sampai ke tujuan akhir perjalanan.
Nah, itulah tiga (3) masalah umum yang sering terjadi ketika seseorang akan menulis. Untuk itu, kita harus benar-benar melakukan persiapan saat kita akan menulis, selayaknya saat akan memulai sebuah perjalanan.
Buat kamu yang mau tahu jawaban atas masalah tersebut, kamu dapat menemukannya di acara SENYAWA+, sebuah acara tahunan yang diadakan oleh Ziliun, yang mengumpulkan anak-anak muda penuh ide untuk berjejaring dan berkolaborasi di lintas sektor.
Tahun ini, salah satu topik yang diangkat oleh SENYAWA+ adalah mengenai kepenulisan yang dikemas menjadi beberapa rangkaian acara. Dengan didukung oleh Menjadi Manusia, Tempo Institute, dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, SENYAWA+ menghadirkan acara yang sangat membuka wawasan mengenai dunia tulis menulis. Rangkaian acaranya terdiri dari: Bincang Santai, Opening Talks, dan Lokakarya Kepenulisan.
Para pengisi acara pun gak main-main pengalamannya dalam menulis, seperti Dea Anugrah (penulis) dan Adam A. Abednego (Co-founder & The Heart, Menjadi Manusia), Raymundus Rikang (Redaktur Nasional, Majalah Tempo), dan Haifa Inayah (CEO, Catch Me Up!). Untuk itu, jangan sampai kamu melewatkan acara seru ini, daftarkan diri kamu di: bit.ly/senyawatalks-menulis dan terus ikuti informasinya di akun Instagram SENYAWA+, ya!