#Ziliun30 adalah rangkaian 30 profil tech entrepreneur yang berusia di bawah 30 tahun, yang berpikir dan bermimpi besar, melihat masalah sebagai peluang, menjunjung tinggi kolaborasi, memahami kegagalan sebagai bagian dari proses, serta membuat terobosan strategi marketing dalam bisnis. #Ziliun30 merupakan kerjasama Ziliun.com dengan the-marketeers.com selama September 2014.
Siapa pun nggak bakal menampik kalo sistem pendidikan formal di Indonesia itu masih ala kadarnya. Di kota besar saja, masalah pendidikan selalu masuk dalam permasalahan yang harus diselesaikan oleh pemerintah setiap tahunnya. Masih saja ada anak-anak tak mampu membayar uang sekolah, guru yang masih belum memenuhi standar kualitas yang diharapkan, hingga perdebatan kurikulum yang tak kunjung usai. Sistem pendidikan kita juga dipandang belum mampu mengakomodir beragam minat dan kebutuhan peserta didik, sehingga potensi mereka belum berhasil dioptimalkan sebagaimana mestinya.
Pemerintah memang bukan dewa yang bisa menyelesaikan seabrek problematika pendidikan yang ada. Mengandalkan pemerintah pun jelas nggak bisa menyelesaikan masalah-masalah tersebut dalam waktu yang begitu singkat. Lalu kalo bukan kita yang peduli, siapa lagi?
Namanya Muhamad Iman Usman, ia akrab dipanggil Iman. Ia memiliki minat yang besar pada bidang pendidikan, kewirausahaan sosial, dan pengembangan masyarakat. Sudah sejak usia 10 tahun ia menggeluti aktivitas sosial masyarakat. Misalnya saja, saat usia SD, ia sudah pernah mendirikan perpustakaan kecil di teras rumahnya sembari mengajar rekan-rekan sebayanya. Dengan menaruh buku-buku disana, ia berharap anak-anak yang tidak mampu membeli buku bacaan bisa memperoleh pengetahuan layaknya anak lainnya serta menjadi gemar membaca.
Baca juga: Cuma Sekolah Aja Nggak Jamin Masa Depan
Tahun 2009 Iman mendirikan Indonesian Future Leaders bersama rekan-rekannya. IFL adalah sebuah organisasi kepemudaan non profit yang punya tujuan buat memberdayakan anak muda untuk mampu membuat perubahan konstruktif melalui berbagai proyek sosial yang berdampak bagi masyarakat. Di tahun yang sama ia menerima penghargaan “World Youth Achiever Recognition” dari Friendship Ambassador Foundation Amerika Serikat dan terpilih sebagai Penasehat Remaja United Nations Population Fund Indonesia. Segudang prestasi ia raih karena kepedulian terhadap isu-isu pendidikan, pemanfaatan teknologi guna peningkatan kualitas SDM, juga pemberdayaan masyarakat.
Usianya sekarang belum genap 23 tahun tapi ia sudah menerima berbagai macam penghargaan nasional dan internasional seperti ‘Pemimpin Muda Indonesia 2008’ dari Presiden Republik Indonesia, ‘United Nations Youth Assembly Recognition on Humanitarian Development 2011’ di New York, dan ‘Mondialogo Junior Ambassador for Intercultural Dialogue’ oleh DAIMLER dan UNESCO. Semasa kuliah ia sempat dianugerahi penghargaan Mahasiswa Berprestasi tingkat Nasional (dulu dikenal dengan Mahasiswa Teladan) oleh Kementerian Pendidikan RI. Juli lalu, ia menyelesaikan gelar masternya di bidang Pengembangan Pendidikan Internasional dari salah satu perguruan tinggi terbaik di dunia, Columbia University di New York, Amerika Serikat.
Baca juga: Follow Your Stomach!
Pencapaian yang udah Iman raih emang banyak banget, tapi bukan berarti dia puas gitu aja dan berhenti di satu titik. Makin kesini, makin banyak yang pengen dia capai. Bukan karena nggak bersyukur juga, tapi buat Iman, ia selalu percaya kalo selalu ada ruang untuk berinovasi mengembangkan sesuatu menjadi lebih baik.
Berangkat dari kegelisahan akan sulitnya akses kepada kelas dan guru-guru berkualitas di Indonesia lahirlah Ruangguru.com – sebuah situs marketplace yang menghubungkan guru-guru privat dengan murid untuk belajar secara online maupun offline untuk pelajaran apapun. Di situs Ruangguru.com, murid dapat mencari guru berkualitas di berbagai bidang pelajaran, mulai dari pelajaran sekolah, seni, bahasa, komputer, olahraga, hingga keterampilan lainnya. Selain itu, guru ataupun organisasi juga dapat menyelenggarakan kelas atau workshop pada bidang apapun melalui situs ini.
Kalo melihat kalkulasi secara umum, di Indonesia ada sekitar 14 ribu lembaga swasta dan guru privat yang menawarkan jasa bimbingan belajar dengan kapasitas siswa kurang lebih 1,4 juta orang. Kelemahannya, lembaga-lembaga dan guru privat tersebut menawarkan jasa bimbingan secara offline. Alias kalo mau les ya guru harus dateng ke tempat murid, atau sebaliknya. Pun, nggak ada tuh sistem yang mereview kinerja lembaga dan guru-guru tersebut. Cuman omongan dari mulut ke mulut doang yang bisa dipake sebagai acuan lembaga ini bagus atau enggak, atau guru privat ini kalo ngajar kreatif atau enggak.
Baca juga: Jangan Asal Nurut Orangtua
Siapa aja bisa menemukan calon guru yang tepat guna menambah pelajaran di luar sekolah atau kampus, juga untuk mengembangkan keahlian tertentu. Cakupannya pun cukup luas, dari mata pelajaran pokok sekolah atau kuliah, kursus di luar mata pelajaran sekolah atau kuliah, persiapan ujian, pelajaran bahasa, musik, olahraga, komputer, sampai fotografi pun ada.
Menurut Iman, ia percaya bahwa setiap orang memiliki minat yang beragam dan kebutuhan belajar yang berbeda. Memang ada yang mungkin tercukupi dengan pendidikan formal di sekolah saja, namun ada juga yang harus dilengkapi dengan kegiatan belajar khusus (privat). Terlebih lagi pendidikan formal kita masih terorientasi pada upaya mengejar hasil ujian semata, sehingga banyak area minat lainnya yang tidak terakomodir. Iman bersama sahabatnya Adamas Belva kemudian mencoba memberikan solusi permasalahan tersebut dengan merilis Ruangguru.com pada April 2014 lalu.
Baca juga: Sistem Pendidikan Indonesia yang Menyesatkan
Orang-orang yang punya keahlian atau ketrampilan tertentu bisa ikutan buat jadi pengajar di Ruangguru.com ini. Siapapun bisa mendaftar sebagai guru di www.ruangguru.com/guru, lalu data-datanya akan diverifikasi oleh tim Ruangguru. Di lain sisi, murid sekolah atau juga mahasiswa bisa nyari guru yang terverifikasi buat dijadikan pengajarnya. Saat ini lebih dari 3500 orang pengajar sudah terdaftar di Ruangguru.com, memudahkan siapa aja mendapatkan mentor buat belajar secara offline maupun online.
Iman terlahir sebagai bungsu, dari enam bersaudara yang kesemuanya adalah perempuan. Ia juga terlahir bukan dari keluarga berada. Dari semua saudaranya, cuma Iman yang bergelar master. Jelas sebagai orang yang diharapkan menjadi tumpuan keluarga, ia jadi terbiasa buat bermimpi besar.
“I just do what I believe in”, katanya. Kalo percaya sama sesuatu dan pengen banget kelaksana ya yang penting kerja keras aja buat diwujudin, siapa tau memang beruntung. “I am just lucky to know what I want earlier than most of people at my age, thus I can start earlier than others. I can go one step ahead than others.”, sambungnya lagi.
Image header credit: ruangguru.com
Comments 2